Oleh : Drs. H. Ali Anshori, Abd. Salam |
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
(QS. Al Baqarah : 183 & 184)
Jika kita fahami ayat di atas, bahwa perintah puasa ditujukan kepada orang yang telah ber-iman. Sedangkan iman adalah rohani, maka shaum bukan sekedar mengen-dalikan mulut dari makan dan minum atau faraj (kemaluan) dari pemenuhan biologis, akan tetapi lebih dari itu. Shaum adalah pengendalian jiwa dari segala hal yang mengingkari Allah SWT.
Dalam ayat 184 diatas juga, Allah SWT menjelaskan dengan qath’i ten-tang waktu shaum Ramadhan, rukhshah (keringanan) bagi orang yang sakit, musafir dibulan Ramadhan, orang yang lemah dan shaum itu lebih baik daripada tidak shaum. Dimana penjelasan yang dimaksud adalah :
1. Shaum yang wajib hanyalah dibulan Ramadhan, selebihnya adalah sun-nah. Dijelaskan dalam Fiqh Sunnah dalam bab puasa, disebutkan pada hadits Thalhah bin Ubaidillah terse-but bahwa seorang laki-laki berta-nya kepada Nabi SAW: ya Rasu-lullah, katakan kepadaku puasa yang diwajibkan atas diriku? Nabi SAW berkata: Puasa Ramadhan. Laki-laki itu bertanya lagi: apakah ada lagi yang wajib atasku? Nabi SAW menjawab: tidak, kecuali ka-lau anda berpuasa sunah.
2. Bagi orang yang sakit dan musafir mendapat rukhshoh untuk tidak shaum, tapi mengganti pada bulan atau hari yang lain sejumlah dari yang ditinggalkannya.
3. Bagi orang yang lemah (tua renta), baginya wajib membayar fidiyah.
4. Shaum lebih baik dari pada tidak, karena shaum terdapat kebaikan yang tak terhingga bagi shaimin-shaimat.
Adapun beberapa kiat menuju shaum Ramadhan yang mabrur (dite-rima) disisi Allah SWT, diantaranya;
a. Pahami kelebihan bulan Rama-dhan sebagaimana dalam sabda-nya : dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, yaitu ketika telah da-tang bulan Ramadhan; “ sungguh, telah datang padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, saat dibukanya pintu-pintu surga, ditu-tup pintu-pintu neraka dan dibe-lenggu setan-setan, dan dimana dijumpai suatu malam yang nilai-nya berharga dari seribu malam. Maka barang siapa yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan menda-patkan itu buat selama-lamanya.” (Riwayat Ahmad, Nasa’i, dan Bai-haqi).
Berdasarkan hadist tersebut orang yang melaksanakan shaum Ramadhan akan memperoleh ber-kah dari Allah SWT, yaitu :
- Terbuka pintu surga baginya.
- Tertutup pintu neraka darinya.
- Dibantu oleh Allah dari tipu daya syetan terkutuk.
- Insyaallah dipertemukan de-ngan “lailatulqadar” dalam im-an, ibadah dan akhlaq mulia sehingga mendapat pelipat gandaan amal shaleh yang tidak terhitung.
b. Penuhi rukun puasa, yaitu niat di malam hari dengan penuh ketu-lusan dan tinggalkan segala yang membatalkan puasa, baik yang bersifat lahiriyah, arkaniah (organ tubuh), maupun qalbiyah. Sabda Rasulullah SAW, dari Abu Said Al khudriy ra.: “barang siapa yang berpauasa Ramadhan dan me-ngetahui batas-batasannya dan menjaga diri dari segala yang seharusnya dijaga, dihapus dosa-dosanya yang sebelumnya. (HR. Ahmad, Baihaqi, dengan sanad yang baik).
c. Jadikan puasa sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Shaum Ra-madhan yang merupakan salah satu rukun Islam adalah meru-pakan ibadah yang sangat penting, meninggalkannya adalah keing-karan kepada Allah SWT. Oleh sebab itu sebagai hamba Allah hendaknya dalam melaksanakan ibadah termasuk shiam Ramadhan dijadikan sebagai kebutuhan dalam merealisasikan rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Manusia adalah makhluk terbaik, diberi akal yang paling sempurna, mempunyai fitrah beragama dan mendapat fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hi-dupnya adalah kezhaliman dan kebodohan bagi orang yang tidak memenuhi perintah dan menjauhi laranganNya.
Perhatikan sabda Rasulullah SAW, sebagai berikut :
- Diterima dari Abu Umamah, ka-tanya: saya datang kepada Ra-sulullah SAW, lalu saya katakan: serulah aku dengan amalah yang bisa memasukkan surga, maka jawab Nabi SAW: hendaklah kamu berpuasa, ka-rena tidak ada tandingan puasa itu, lalu saya datang yang kedua kalinya, maka sabdanya: hendaklah kamu berpuasa. (HR. Ahmad, Nasa’i dan Hakim).
- Diterima dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: ika-tan dan sendi agama itu ada tiga, di atasnya didirikan Islam dan siapa yang mening-galkannya salah satu dian-taranya, berarti dia kafir terha-dapnya dan halal darahnya; mengakui bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, shalat fardu dan puasa Ramadhan.” (diriwa-yatkan oleh Abu Ya’la dan Dailami, serta dinyatakan sah oleh Dzahabi).
d. Tundukkan syetan la’natullah, seka-lipun Allah SWT sudah menolong akan membelenggu syetan dibulan ramadhan. Nabi SAW bersabda: “sesungguhnya syetan itu berjalan pada manusia seperti jalannya darah, maka persempitlah jalannya dengan lapar.” (Muttafaq Alaih).
e. Memperbanyak amal shaleh, se-perti qiyamu ramadhan, tadarrus al qur’an, shadaqah, zikir, doa, dan kalimat-kalimat tayyibah.
Semoga puasa kita mabrur, dan kita menjadi maghfur dan hidup kita mabruk. Amin.
Wallahu a’lam bisshowab.
Komentar
Posting Komentar