Pada tanggal 28 MEI 2013 jam 16:18 WIB dan 16 JULI 2013 jam 16:27 WIB.
Dimana posisi matahari tepat di atas ka'bah ??
Apakah arah
kiblat masjid bisa berubah? Entah karena gempa bumi maupun bergeraknya lempeng
Bumi seperti isu yang tengah berkembang? Jawabannya tentu TIDAK! Artinya
pengukuran sebelumnya memang yang membuat arah kiblat masjid tersebut tidak
tepat.
Memang shalat tidak harus pas sekali arah kiblatnya, namun di era
modern ini jika bisa pas dan tepat, bukankah lebih afdhol??? Dan jika
melencengnya terlalu jauh, maka ini akan berpengaruh pada SAH TIDAKNYA
SHALAT.... harap diingat bahwa salah satu syarat sah shalat ialah MENGHADAP
KIBLAT....
Sekali lagi, jika hanya melenceng sedikit tidak apa, namun jika bisa
tepat / mendekati mengapa tidak??? Dan jika melenceng jauh maka akan
berpengaruh pada sah / tidaknya shalat
.
.
Jarak terpisah antara Ka’bah dan Indonesia berkisar pada kilometer
6000-an (Aceh) hingga 11.000-an (Papua) km. Jauhnya jarak ini bermakna bahwa
jika arah kiblat kita melenceng 1 derajat saja dari arah yang benar, maka
penyimpangannya sangat besar dari Ka’bah itu sendiri.
Jika jarak yang terpisah adalah 8000 km, maka penyimpangan arah
kiblat 1 derajat memberikan penyimpangan posisi kiblat dari Ka’bah sebesar
8000*1*pi/180 atau sekitar 140 km dari Ka’bah. Ini menunjukkan betapa
pentingnya tempat shalat kita menunjuk pada arah kiblat yang benar. Bayangkan
saja kalau penyimpangan tersebut mencapai lebih dari 9 derajat, arah kiblat
kita akan mengarah ke masjid Al Aqsha di Palestina.
Sebagai catatan :
Berdasarkan penelitian ternyata lebih dari 300 masjid di Jakarta
arah kiblatnya tidak benar.
Arah kiblat yang benar dari Jakarta adalah sekitar 295,12 derajat
dari Utara.
Dari pengukuran yang kami lakukan dibeberapa mesjid di Jakarta
ternyata hanya beberapa mesjid saja yang “agak” benar salah satunya adalah
masjid Istiqlal (295,14 derajat dari Utara)
Kita tidak perlu merubah arah mesjid yang yang sudah ada, tapi cukup
merubah
arah sajadah/karpet didalam mesjid.
Seperti halnya pada beberapa mesjid yang telah diukur ulang
diantaranya :
·
Mesjid
Baiturahim Istana Negara (penggeseran lebih dari 30 derajat),
·
Mesjid
Asy-Syaakiriin Pondok Bambu (penggeseran sekitar 15 derajat)
.
"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." (QS. Al-Baqarah : 149)
.
“Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)
.
“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)
.
Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka'bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.
.
"Dan dari mana saja engkau keluar (untuk shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka'bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka'bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan." (QS. Al-Baqarah : 149)
.
“Baitullah ( Ka'bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram (Makkah) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi Timur dan Barat dari umatku” (HR. Al-Baihaqi)
.
“Jika kamu mendirikan shalat, maka sempurnakanlah wudhu, kemudian menghadap kiblat, lalu takbir, kemudian bacalah apa yang kamu hafal dari qur’an, lalu ruku’ sampai sempurna, kemudian i’tidal sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, kemudian duduk di antara dua sujud sampai sempurna, kemudian sujud sampai sempurna, lakukanlah yang demikian itu setiap rekaat.” (HR. Abu Hurairah)
.
Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat atau bangunan Ka'bah yang berada di Masjidil Haram adalah merupakan tuntutan syariah dalam melaksanakan ibadah tertentu. Berkiblat wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah Muslim. Menghadap kiblat juga merupakan ibadah sunah ketika tengah azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.
.
Berdasarkan
kebiasaan yang berkembang di masyarakat, terdapat beberapa kaidah yang sering
digunakan untuk mengetahui ketepatan arah kiblat. Diantaranya adalah
menggunakan kompas kiblat, kompas sajadah atau peralatan canggih seperti
pesawat GPS dan theodoliti. Kini, melalui teknologi penginderaan jarah jauh
yang disediakan cuma-cuma oleh Google via internet menggunakan software Google
Earth atau secara online disediakan oleh situs-situs seperti Qibla Locator atau RHI Qibla
Locator yang memanfaatkan fasilitas Google Map Api (GMA) kita dengan mudah
dapat mengetahui arah kiblat sebuah bangunan masjid secara visual dan jelas.
Namun demikian penggunaan kaidah-kaidah tersebut sering terkendala beberapa
masalah. Kompas belumlah dikatakan sebagai alat ukur yang presisi. Sebab dalam
penggunaannya, kompas sering mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut berupa
penyimpangan jarum kompas baik oleh variasi magnetik secara global maupun
atraksi magnetis secara lokal oleh logam di sekitarnya. Belum lagi skala kompas
biasanya terlalu kasar. Sementara, penggunaan GPS dan theodolit untuk mengukur
arah kiblat walaupun bisa mendapatkan hasil yang lebih presisi namun dalam
prakteknya kedua peralatan tersebut tidak mudah didapatkan karena harganya yang
cukup mahal. Walaupun Google Earth maupun fasilitas qibla locator secara online
dapat membantu mengetahui arah kiblat secara visual dengan perhitungan yang
sangat akurat, namun piranti tersebut bukan merupakan alat ukur yang presisi di
lapangan dan hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.
Lantas apakah
bisa mengukur arah kiblat secara presisi dengan biaya yang murah? Jawabannya
adalah BISA! Yaitu dengan menggunakan fenomena astronomis yang terjadi
pada hari yang disebut sebagai yaumul rashdul qiblat atau hari meluruskan
arah kiblat karena saat itu Matahari tepat di atas Ka'bah. Fenomena yang
terjadi 2 kali selama setahun ini dikenal juga dengan istilah Transit Utama
atau Istiwa A'dhom.
.
Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A'dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.
.
.
Istiwa, dalam bahasa astronomi adalah transit yaitu fenomena saat posisi Matahari melintasi di meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Setiap hari dalam wilayah Zona Tropis yaitu wilayah sekitar garis Katulistiwa antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS posisi Matahari saat istiwa selalu berubah, terkadang di Utara dan disaat lain di Selatan sepanjang garis Meridian. Hingga pada saat tertentu sebuah tempat akan mengalami peristiwa yang disebut Istiwa A'dhom yaitu saat Matahari berada tepat di atas kepala pengamat di lokasi tersebut.
.
Hal ini bisa
difahami sebab akibat gerakan semu Matahari yang disebut sebagai gerak tahunan
Matahari. Ini diakibat selama Bumi beredar mengelilingi Matahari sumbu Bumi
miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun Matahari terlihat
mengalami pergeseran antara 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Pada saat nilai azimuth
Matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di
tempat tersebut terjadi Istiwa A'dhom yaitu melintasnya Matahari melewati zenit
lokasi setempat.
.
Demikian halnya Ka'bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A'dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.27 WIB dan 16 Juli pukul 16.18 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka'bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.
Demikian halnya Ka'bah yang berada pada koordinat 21,4° LU dan 39,8° BT dalam setahun juga akan mengalami 2 kali peristiwa Istiwa A'dhom yaitu setiap tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 waktu setempat dan 16 Juli sekitar pukul 12.27 waktu setempat. Jika waktu tersebut dikonversi maka di Indonesia peristiwanya terjadi pada 28 Mei pukul 16.27 WIB dan 16 Juli pukul 16.18 WIB. Dengan adanya peristiwa Matahari tepat di atas Ka'bah tersebut maka umat Islam yang berada jauh dan berbeda waktu tidak lebih dari 5 atau 6 jam dapat menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan Matahari.
Untuk tahun 2013,
peristiwa Istiwa A’dhom akan jatuh pada :
.
.
28 MEI 2013 @ 16:18 WIB dan 16 JULI 2013
@ 16:27 WIB
·
dimana POSISI MATAHARI TEPAT DI ATAS
KA'BAH
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT
POSISI MATAHARI = ARAH KIBLAT
BAYANGAN MATAHARI = ARAH KIBLAT
.
menyebut untuk alat benang berbandul
tersebut dengan istilah
Solar Shadow Tracker (SST) atau penjejak bayangan Matahari.
Solar Shadow Tracker (SST) atau penjejak bayangan Matahari.
.
Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A'dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.
.
Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A'dham dapat diketahui. Untuk tahun 2013 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A'dhom terjadi pada 28 Mei 2013 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2013 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.
Teknik penentuan arah kiblat pada hari Rashdul Qiblat sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapa negara Islam yang lain juga sudah banyak yang menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebatang tongkat lurus dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa A'dhom tersebut maka arah bayangan tongkat menunjukkan kiblat yang benar.
.
Bahkan dengan menggunakan software khusus yang dapat mengetahui pergerakan benda langit secara presisi kapan secara persis terjadinya Istiwa A'dham dapat diketahui. Untuk tahun 2013 ini misalnya menurut software Starrynight Pro Plus Versi 6.3.8 yaitu sebuah software astronomi yang memiliki tingkat ketepatan sangat tinggi, peristiwa Istiwa A'dhom terjadi pada 28 Mei 2013 pukul 12:17:59 WS atau 16:17:59 WIB dan 16 Juli 2013 pukul 12:26:48 WS atau 16:26:48 WIB. Namun secara praktis angka tersebut bisa dibulatkan ke menit.
Karena di negara
kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan adalah ke Timur,
maka arah bayangan yang menuju ke tongkat adalah merupakan arah kiblat yang
benar. Jika anda khawatir gagal karena Matahari terhalang oleh mendung maka toleransi
pengukuran dapat dilakukan pada H-2 hingga H+2. Satu hal penting yang harus
kita perhatikan adalah JAM yang kita gunakan hendaknya sudah terkalibrasi
dengan tepat. Untuk mengetahui standard waktu yang tepat bisa digunakan tanda
waktu saat Berita di RRI, layanan telpon 103 atau menggunakan jam atom yang
disediakan oleh layanan internet.
.
.
Penentuan arah
kiblat menggunakan fenomena ini hanya berlaku untuk tempat-tempat yang pada
saat peristiwa Istiwa A'dhom dapat secara langsung melihat Matahari. Sementara
untuk daerah lain di mana saat itu Matahari sudah terbenam seperti Wilayah
Indonesia Timur (WIT) praktis teknik ini tidak dapat digunakan. Maka ada
fenomena lain yang dapat digunakan oleh daerah-daerah tersebut sehingga dapat
mengetahui arah kiblat secara presisi. Fenomena itu adalah saat Matahari berada
tepat di bawah Ka'bah yaitu saat Istiwa A'dhom terjadi di titik Nadir
(Antipode) Ka'bah yang terjadi pada setiap tanggal 13 Januari dan 28 November.
.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'dhom :
.
Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa A'dhom :
- Tentukan lokasi masjid/mushalla/ langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya.
- Sediakan tongkat lurus panjang minimal 1 meter. Akan lebih bagus jika menggunakan benang besar yang diberi bandul sehingga tegak benar.
- Siapkan jam/arloji yang sudah dicocokkan / dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/ televisi/ internet atau telpon ke 103.
- Tentukan lokasi pengukuran; di dalam masjid (diutamakan) atau di sisi Selatan Masjid atau di sisi Utara atau di halaman depan masjid. Yang penting tempat tersebut datar dan masih mendapatkan penyinaran Matahari saat peristiwa Istiwa A'dhom berlangsung.
- Pasang tongkat secara tegak dengan bantuan lot tukang (jika menggunakan tongkat) atau pasang benang lengkap dengan bandul serta penyangganya di tempat tersebut. (Persiapan jangan terlalu mendekati waktu terjadinya fenomena agar tidak terburu-buru)
- Tunggu sampai saat Istiwa A'dhom terjadi dan amatilah bayangan Matahari yang terjadi. Berilah tanda menggunakan spidol, benang, lakban, penggaris atau alat lain yang dapat membuat tanda lurus. Maka itulah arah kiblat yang sebenarnya
- Gunakan benang, sambungan pada tegel lantai, atau teknik lain yang dapat meluruskan arah kiblat ini ini ke dalam masjid. Intinya yang hendak kita ukur sebenarnya adalah garis shaff yang posisinya tegak lurus (90°) terhadap arah kiblat. Maka setelah garis arah kiblat kita dapatkan untuk membuat garis shaff dapat dilakukan dengan mengukur arah sikunya dengan bantuan benda-benda yang memiliki sudut siku misalnya lembaran triplek atau kertas karton..
.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.
.
Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin.
Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Semoga cuaca cerah.
.
Semoga dengan lurusnya arah kiblat kita, ibadah shalat yang kita kerjakan menjadi lebih afdhal dan doanya lebih dikabulkan. Amin.
Keterangan lengkap hubungi Rukyat Hilal Indonesia (RHI)
Disunting oleh : Asy-Syaakiriin Media (021) 8600524
Komentar
Posting Komentar