Artikel ini diambil dari
Buletin Da'wah Asy Syaakiriin
Edisi Jum'at, 027 - 16/XI/XII
Penulis : Dra. Hj. Witra Moerad
Hijrah secara
bahasa : pindah. Secara terminology : mobilitas demografis dari satu tempat ke
tempat lain. Peristiwa hijrah
ditandai oleh pergerakan umat Islam pada masa periode Makkah berpindah ke
Habasyah pada awalnya, lalu Nabi saw mencoba merambah ke Thaif,meski gagal dan
akhirnya ke Yatsrib (Madinah) yang di sebabkan oleh adanya tekanan yang semakin
zhalim oleh kaum kuffar terhadap umat Islam. Dan usaha Rasulullah saw bersama
umat Islam untuk mendapat peluang baru meluaskan da’wah Islamiyah serta yang
terutama untuk menyelamat aqidah umat dari kekejaman tangan-tangan jahiliyah
kafirin Makkah.
Ibnu Hajar al.Asqalani dalam kita Fathul Barri
menjelaskan : ”Hijrah adalah berpindah dari budaya tidak baik kepada budaya
yang baik.
Tokoh yang
sangat berperan dalam peristiwa hijrah di samping Rasulullah saw dan Abu Bakar
adalah sahabat Umar bin Khaththab. Memiliki cermin kepribadianyang patut
dijadikan qudwah dan uswah hasanah bagi setiap pemimpin.
Umar bin
Khaththab adalah sosok yang sederhana dan peduli pada umatnya, beliau selalu
berkeliling mengamati keadaan umat di bawah kepemimpinannya. Pernah bertemu
dengan seorang anak gembala kambing yang mengingatkan tentang kekuasaan Allah
yang Maha Melihat. Tersentuh hatinya mendengar tangisan seorang anak yang
tengah kelaparan,lalu beliau sendiri memanggul gandum sebagai wujud rasa
tanggung jawab.
-
Tegas
pendirian dan sikap dalam menjalankan urusan agama.
-
Tangkas
dan disiplin di tengah medan peperangan.
-
Cerdas dan
akurat dalam membuat keputusan.
-
Memiliki
wawasan yang luas selalu ingin belajar dan rajin bertanya kepada Rasulullah saw
atau sahabat lainnya.
-
Berpihak
kepada yang benar.
-
Membela
kaum dhu’afa dan orang lemah.
-
Kaya akan
idea-idea yang brilliant
Dalam konteks kekinian umat Islam rasanya masih relevan mengikuti
keteladan Umar bin Khaththab, sehingga
kualitas umat menjadi lebih baik dan meningkat.
· Sehingga
umat Islam mempunyai keyakinan diri dan
ghirah (semangat) menghidupkan citra Islam seperti masa Rasulullah saw dan para
sahabat.
· Da’wah dan
aqidah umat semakin kokoh penuh perjuangan untuk menjaga keutuhan ajaran Islam
yang hakiki.
· Dinamisasi
kehidupan beragama mendorong umat semakin berjuang dan mencintai Islam. Seorang penyair
Mesir Syauqi Beik menulis :”Berdirilah
tegak memperjuangkan aqidah selama hayatmu. Karena hidup itu bermakna jika
diisi aqidah yang murni dan perjuangan.
Setiap memasuki tahun baru Hijriyah
sebaiknya kita melakukan
·
Muhasabah
dan iintrospeksi diri sejauh apa ketaatan kita, dan umat dalam menjalankan
perintah dan meninggalkan peraturan yang di canangkan Allah untuk kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat kelak.
·
Evaluasi terhadap setiap kegiatan dan aktifitas hidup
beragama dan bermasyarakat. Sudah baik dan khusyu’ kah shalat kita? Masihkah
kita menghitung-hitung harta yang akan diinfakkan? Berapa dalam pemahaman
terhadap makna al.Qur’an sebagai pedoman hidup, dan sudahkah diaplikasikan
dalam hidup sehari-hari?
·
Muraqabah
(mawas diri). Bagaimana persiapan dan packaging amal-amal yang akan dibawa ke
akhirat kelak? Sementara Allah swt telah mengingatkan:”Wahai orang-orang yang
beriman ! Bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa
yang akan diperbuatnya untuk esok ( di akhirat), dan bertqwalah kepada Allah.
Sunggau Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. Q.S al.Hasyr
[59]:18
Hijrah rasanya perlu dilakukan kapan
saja dan oleh siapa pun yang menginginkan adanya perbaikan dalam kehidupan,
baik secara budaya, kemasyarakatan apalagi dalam kehidupan beragama. Maka
berhijrah berarti meninggalkan semua ajaran yang akan merusak aqidah,
mempermalukan dan menjatuhkan nilai-nilai agama Islam.
Tinggalkan segala bentuk khurafat,
tathayyur dan bid’ah. Tidak lagi menunggu hari baik bulan baik untuk melakukan
pernikahan, pindah rumah atau apapun. Mendalami cara-cara Rasulullah saw dalam
menegakkan ibadah shalat, shiyam, haji dan ibadah lainnya agar ibadah tidak
menjadi sia-sia.
- Melakukan
ibadah pertama niat ikhlas karena Allah semata. Sabda Nabi saw,’Allah tidak
akan menerima amal ibadah yang dilakukan, kecuali hanya dilakukan karena ingin
mendapatkan keridhaan Allah semata. H.R an.Nasa-i
- Lalu
muttaba’atur rasul (mengikuti petunjuk pelaksanaan Rasulullah saw). Bahkan di
dalam al.Qur’an Allah telah menyatakan dengan tegas: ”Katakanlah Muhammad,’Jika
kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni
dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”Katakanlah
Muhammad,’Taatilah Allah dan Rasul . jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa
Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir (ingkar). Q.S Ali Imran [3}:31-32
Berhijrah juga berarti meninggalkan cara hidup menurut budaya dan
tradisi, beralih kepada cara hidup yang Islami sesuai dengan panduan al.Qur’an
yang telah diimplementasikan oleh Rasulullah saw dalam kehidupan beliau.
Melakukan jual beli (berbisnis) Islami, berpakaian Islami, makan minum Islami,
pola pikir Islami,bergaul Islami, sehingga secara keseluruhan dan keutuhan cara
hidup Islami tercerminkan dalam keseharian. “Wahai orang-orang yang beriman !
Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (kaaffah), dan janganlah kamu ikuti
langkah-langkah setan. Sungguh ia musuh yang nyata bagimu. Q.S al.Baqarah
[2]:208.
Komentar
Posting Komentar